HardNews.id – Masyarakat Suku Baduy, Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten sampai sekarang masih menerapkan adat-istiadat.
Sebagai tanda kepatuhan atau pengakuan kepada penguasa, masyarakat Suku Baduy secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993).
Sampai sekarang, upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi seperti, padi, palawija, dan buah-buahan, kepada Gubernur Banten, melalui Bupati Lebak di Kecamatan Rangkasbitung.
Di bidang pertanian, penduduk Suku Baduy atau Kanekes Luar berinteraksi erat dengan masyarakat luar, misalnya dalam sewa-menyewa tanah, dan tenaga buruh.
Perdagangan yang pada waktu yang lampau dilakukan secara barter, sekarang ini telah mempergunakan mata uang rupiah biasa.
Suku Baduy juga sering kali menjual hasil buah-buahan, madu, dan gula kawung atau aren melalui para tengkulak.
Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi warga Suku Baduy terletak di luar wilayah Kanekes seperti Pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.
Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat. Suku Baduy juga menerima para pengunjung dengan ketentuan menuruti adat-istiadat yang berlaku di Kanekes.
Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Kanekes Dalam, tidak menggunakan sabun, sampo atau sikat gigi dengan pasta gigi di sungai, tidak boleh membuang sampah sembarangan. Namun, wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing.
Penulis : Agung
Sumber : Wikipedia