PANDEGLANG, – Penggiat Ekonomi Masyarakat (Penma) bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Pandeglang Berkah Maju (PDPBM) Pandeglang bakal mengembangkan konsep zero waste farming di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol. Pengelolaan TPA dilakukan agar sampah rumah tangga bisa dikelola dengan baik. Ketua Penma Pandeglang, Iyan Sofyan mengatakan, konsep zero waste farming lebih kepada pendekatan pertanian yang mengedepankan prinsip sirkularitas, dimana setiap aspek produksi dan konsumsi diintegrasikan sehingga tidak ada bahan yang terbuang. “Sampah organik seperti sisa panen, sampah dapur, dan kotoran ternak akan diolah menjadi kompos dan biogas, yang kemudian digunakan kembali untuk pupuk alami dan sumber energi terbarukan di dalam pertanian,” kata Iyan, Selasa (7/1). Kata Iyan, proyek itu sedang dibangun di area TPA Bangkonol. Dalam pengelolaannya, di mana sampah organik yang dibuang ke TPA akan diurai menjadi maggot atau menggunakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF). “Maggot ini akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang bernutrisi tinggi, menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Apalagi larva, dan lalat jenis ini tidak mendatangkan penyakit dan bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak pengganti pakan jadi,” katanya. Iyan menilai, melalui pendekatan Zero Waste Farming, lahan pertanian tidak hanya menghasilkan panen yang sehat, tetapi berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem. Sampah organik diubah menjadi sumber daya berharga, mendukung sistem pertanian yang lebih mandiri dan efisien. “Jadi, kami menawarkan konsep terbarunya bertajuk zero waste farming. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sistem pertanian yang sepenuhnya memanfaatkan sampah organik, mengurangi emisi karbon, dan mengoptimalkan siklus sumber daya alam,” terangnya. Kepala Divisi Perdagangan Umum dan Jasa PDPBM Pandeglang, Supriatna mengatakan, bahwa konsep ini sebagai solusi alternatif ditengah polemik pro dan kontra terkait kerjasama penampungan sampah, sehingga penerapan zero waste farming dapat dioptimalkan tanpa menimbulkan dampak negatif dikemudian hari. “Kerjasama yang sudah berjalan beberapa bulan lalu merupakan upaya kongkrit untuk meningkatkan PAD Pandeglang. Hasil dari kerjasama ini digunakan untuk meningkatkan volume pengelolaan sampah di TPA Bangkonol,” katanya. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang Ratu Tanti mengatakan, kerjasama pengelolaan sampah yang saat ini dilakukan hanya di TPA Bangkonol, Kecamatan Koroncong. Alasannya, karena kapasitas di TPA Bangkonol cukup memadai untuk beberapa puluh tahun kedepan. Terlebih, dengan adanya pengolahan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang dikelola oleh PDPBM, pengelolaan sampah di TPA tersebut bisa dilakukan dengan baik. “TPA Bangkonol untuk kapasitas cukup besar dan masih memadai untuk beberapa tahun ke depan, dan Alhamdulillah saat ini PDPBM mempunyai mesin pengolahan sampah yang bisa diubah menjadi BBJP yang menjadi bahan bakar pengganti batu bara untuk PLTU Labuan,” ujarnya. (advertorial)